CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Selasa, 22 Juli 2008

Sejarah April Mop

SEJARAH APRIL MOP

Perayaan April Mop yang selalu diakhiri
dengan kegembiraan dan kepuasan itu
sesungguhnya berawal dari satu tragedi
besar yang sangat menyedihkan dan
memilukan. April Mop atau The April’s
Fool Day berawal dari satu episode
sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487
atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum
sampai pada tragedi tersebut, ada
baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu
ketika masih di bawah kekuasaan Islam.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M
oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol
berangsur-angsur tumbuh menjadi satu
negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak
saja berhenti di Spanyol, namun terus
melakukan pembebasan di negeri-negeri
sekitar menuju Perancis. Perancis
Selatan dengan mudah bisa dibebaskan.
Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon,
Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh.
Walau sangat kuat, pasukan Islam masih
memberikan toleransi kepada suku Goth
dan Navaro di daerah sebelah Barat yang
berupa pegunungan.

Islam telah menerangi Spanyol. Karena
sikap para penguasa Islam begitu baik
dan rendah hati, maka banyak orang-orang
Spanyol yang kemudian dengan tulus dan
ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol
bukan hanya beragama Islam, namun mereka
sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan
secara Islami. Mereka tidak hanya
membaca Al-Qur'an tapi juga bertingkah
laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka
selalu berkata tidak untuk musik, bir,
pergaulan bebas, dan segala hal yang
dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti
itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih
ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal
lelah terus berupaya membersihkan Islam
dari Spanyol, namun mereka selalu gagal.
Telah beberapa kali dicoba tapi selalu
tidak berhasil. Dikirimlah sejumlah
mata-mata untuk mempelajari kelemahan
umat Islam di Spanyol. Akhirnya
mata-mata itu menemukan cara untuk
menaklukkan Islam di Spanyol, yakni
pertama-tama harus melemahkan iman
mereka dulu dengan jalan serangan
pemikiran dan budaya.

Maka mulailah secara diam-diam mereka
mengirim alkohol dan rokok secara gratis
ke dalam wilayah Spanyol. Musik
diperdengarkan untuk membujuk kaum
mudanya agar lebih suka bernyanyi dan
menari ketimbang baca Qur’an. Mereka
juga mengirim sejumlah ulama palsu yang
kerjanya meniup-niupkan perpecahan di
dalam tubuh umat Islam Spanyol.
Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai
pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan
Salib benar-benar dilakukan dengan kejam
tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak
hanya pasukan Islam yang idbantai, juga
penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil,
orang-orang tua, semuanya dihabisi
dengan sadis.

Satu persatu daerah di Spanyol jatuh,
Granada adalah daerah terakhir yang
ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di
Spanyol (juga disebut orang Moor)
terpaksa berlindung di dalam rumah untuk
menyelamatkan diri. Tentara-tentara
Kristen terus mengejar mereka.

Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal
menyisakan ribuan mayat yang
bergelimpangan bermandikan genangan
darah, tentara Salib mengetahui bahwa
banyak Muslim Granada yang masih
bersembunyi di rumah-rumah. Dengan
lantang tentara Salib itu meneriakkan
pengumuman, bahwa para Muslim Granada
bisa keluar dari rumah dengan aman dan
diperbolehkan berlayar keluar dari
Spanyol dengan membawa barang-barang
keperluan mereka. “Kapal-kapal yang akan
membawa kalian keluar dari Spanyol sudah
kami persiapkan di pelabuhan. Kami
menjamin keselamatan kalian jika ingin
keluar dari Spanyol, setelah ini maka
kami tidak lagi memberikan jaminan!”
demikian bujuk tentara Salib.

Orang-orang Islam masih curiga dengan
tawaran ini. Beberapa dari orang Islam
diperbolehkan melihat sendiri
kapal-kapal penumpang yang sudah
dipersiapkan di pelabuhan. Setelah
benar-benar melihat ada kapal yang sudah
dipersiapkan, maka mereka segera bersiap
untuk meninggalkan Granada bersama-sama
menuju ke kapal-kapal tersebut. Mereka
pun bersiap untuk berlayar.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim
Granada yang keluar dari rumah-rumahnya
dengan membawa seluruh barang-barang
keperluannya beriringan jalan menuju
pelabuhan. Beberapa orang Islam yang
tidak mempercayai tentara Salib bertahan
dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya.
Setelah ribuan umat Islam Spanyol
berkumpul di pelabuhan, dengan cepat
tentara Salib menggeledah rumah-rumah
yang telah itinggalkan penghuninya.
Lidah api terlihat menjilat-jilat
angkasa ketika para tentara Salib itu
membakari rumah-rumah tersebut bersama
orang-orang Islam yang masih bertahan di
dalamnya.

Sedang ribuan umat Islam yang tertahan
di pelabuhan hanya bisa terpana ketika
tentara Salib juga membakari kapal-kapal
yang dikatakan akan mengangkut mereka
keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu
dengan cepat tenggelam. Ribuan umat
Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena
sama sekali tidak bersenjata. Mereka
juga kebanyakan terdiri dari para
perempuan dan anak-anaknya yang masih
kecil-kecil. Sedang tentara Salib itu
telah mengepung mereka dengan pedang
terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya,
ribuan tentara Salib itu segera
membantai dan menghabisi umat Islam
Spanyol tanpa perasaan belas kasihan.
Jerit tangis dan takbir membahana.
Dengan buas tentara Salib terus
membunuhi warga sipil yang sama sekali
tidak berdaya.

Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu
habis dibunuh dengan kejam. Darah
menggenang di mana-mana. Laut yang biru
telah berubah menjadi merah
kehitam-hitaman. Tragedi ini bertepatan
dengan tanggal 1 April. Inilah yang
kemudian diperingati oleh dunia Kristen
setiap tanggal 1 April sebagai April Mop
(The Aprils Fool Day).

Bagi umat Islam April Mop tentu
merupakan tragedi yang sangat
menyedihkan. Hari di mana ribuan
saudara-saudaranya seiman disembelih dan
dibantai oleh tentara Salib di Granada,
Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak
pantas jika ada orang Islam yang
ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Sebab
dengan ikut merayakan April Mop,
sesungguhnya orang-orang Islam itu ikut
bergembira dan tertawa atas tragedi
tersebut. Siapa pun orang Islam yang
turut merayakan April Mop, maka ia
sesungguhnya tengah merayakan ulang
tahun pembunuhan massal ribuan
saudara-saudaranya di Granada, Spanyol,
beberapa abad silam.

0 komentar: