Sayap langit
mengelana ke atas samudra
mengkhayal datangnya petang
dan angin kencang tanpa sejumlah makna
tentang kisah sebuah duka
mengalir tanpa tanya kepada manusia
indah dan menawan senyum lidahnya
tragis dalam otak yang kini tanpa fikiran
melaju kencang bak mobil kesetanan
merayu angin kencang tuk bercanda dalam kematian
sungguh tragis nian kisah sang awan
kesana kemari tanpa sebuah tujuan
melantunkan nada keindahan yang tak pantas tuk didengar
dan kini hatinya tanpa guratan luka
ataupun lubang singa yang menganga untuknya
Juli 2o08
Saya membuat puisi ini dalam rangka ingin mengirimkanya ke majalah Horison, entahlah keterima atau tidak tergantung majalahnya sendiri (ya, iya laahhh,,,,)
Minggu, 20 Juli 2008
Bagimu Kisah
Diposting oleh nabila di 00.53
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar